Lowongan Konsultan Studi Pasar Sagu

Tepung Sagu Kering, Mie Sagu, dan Sagu Telor

NTFP-EP Indonesia adalah organisasi non pemerintah yang bekerja dengan masyarakat berbasis hutan untuk memperkuat kapasitas mereka dalam pengelolaan sumberdaya alam yang berkelanjutan. Saat ini kami sedang mencari Konsultan untuk Studi Pasar Sagu khususnya untuk produk Tepung Sagu Kering, Mie Sagu dan Sagu Telor.

Syarat dan ketentuan :

Tanggal                       : 19 Juli – 19 Oktober 2021

Durasi kontrak          : 3 bulan

Wilayah kerja            : Propinsi Riau (khususnya Kab.Kepulauan Meranti, Pekanbaru) Jakarta (online dan offline)

Laporan ke                 : Manajer Proyek

Latar Belakang 

Proyek Local Harvest, SWITCH Asia adalah proyek yang bertujuan mempromosikan konsumsi dan produksi yang berkelanjutan, menciptakan kesejahteraan ekonomi dan mengurangi kemiskinan di Indonesia dengan mendukung perubahan konsumsi dan perubahan sistem produksi di tingkat kelompok-kelompok petani dan UMKM untuk produk lokal, adil, sehat dan lestari. Dengan mendorong tersedianya produk yang lokal dan sehat untuk konsumen dan lestari bagi lingkungan, meningkatnya perdagangan yang adil bagi produk pertanian mendukung konsumsi dan produksi yang berkelanjutan, dan menciptakan kondisi yang menguatkan posisi produsen dan memberikan pilihan kepada konsumen melalui rantai suplai penjualan yang lebih pendek dan adil untuk kelestarian lingkungan.

Proyek ini di implementasikan oleh Konsorsium Pangan Bijak Nusantara, yaitu: HIVOS, AMAN (Aliansi Masyarakat Adat Nusantara), ASPPUK (Asosiasi Pendamping Perempuan Usaha Kecil), NTFP-EP (Non Timber Forest Product-Exchange Program) Indonesia and Yayasan WWF Indonesia di 8 propinsi (14 Kabupaten) dan 5 kota di Indonesia dengan periode waktu 4 tahun dimulai pada 1 Maret 2018.

Sagu dari desa Sungai Tohor, kec. Tebing Tinggi Timur, kab. Kepulauan Meranti, provinsi Riau merupakan salah satu komoditas dari 7 (tujuh) komoditas yang di dorong untuk di produksi dan di konsumsi berkelanjutan dengan menerapkan 4 nilai lokal, sehat, adil dan lestari oleh proyek Local Harvest.

Kabupaten Kepulauan Meranti merupakan daerah penghasil pati sagu terbesar di indonesia. Jumlah produksi pada tahun 2015 mencapai 348.879 ton (Ditjenbun 2016). Wilayah perkebunan sagu rakyat terbesar di Indonesia berada di Kabupaten Kepulauan Meranti. Luas area perkebunan sagu rakyat di Kabupaten Kepulauan Meranti mencapai 38.614 ha dengan luas area tiap kecamatan.

Kecamatan Tebing Tinggi Timur memiliki luas area sagu terbesar dibandingkan kecamatan lainnya, disusul tebing tinggi barat diposisi kedua. Selain area kebun sagu yang dimiliki masyarakat, Kabupaten Kepulauan Meranti juga memiliki area sagu yang dimiliki perusahaan yaitu PT NSP dengan memiliki lahan konsesi seluas 21.620 ha dan yang sudah ditanami dengan luas sekitar 6.000 ha. Sungai Tohor sendiri memiliki luasan kebun sagu rakyat sebesar 2650 Ha. Tidak heran sagu merupakan sumber mata pencaharian utama masyarakat Melayu di S.Tohor dan beberapa desa lainnya di kec. Tebing Tinggi Timur dan kecamatan lainnya di kab. Kepulauan Meranti. Mulai dari petani sagu, penebang batang sagu, produsen sagu basah dan produsen sagu olahan seperti mie, sagu telor, sagu lemak, kerupuk sagu dan olahan pangan lokal serta tradisional berbahan sagu.

Sagu sendiri adalah tanaman asli Indonesia (indigenous plan) beda dengan beras yang dibawa oleh pedagang Cina dan India ke Indonesia. Sagu mempunyai nilai perlindungan terhadap lingkungan karena dapat tumbuh di tanah subur dan miskin, kebun & hutan, minim perawatan-hidup, tidak perlu ditanam ulang (bertunas), tahan kemarau-hujan-kebakaran (perubahan iklim), tahan terhadap hama & penyakit, melindungi hutan gambut, menyimpan air (seperti bamboo). Mempunyai nilai sehat karena kandungan kalori sama dengan padi dan terigu namun IG rendah dibanding padi dan terigu, gluten free, serat tinggi. Mempunyai nilai ekonomi karena sagu produktifitasnya tinggi (karbohidrat) 20 ton/ha/tahun (diatas padi, jagung dan gandum).

Sagu Sungai Tohor di kelola secara turun temurun dengan cara-cara tradisional yang sarat dengan nilai lokal dan lestari. Dan kelompok pengelola pati sagu basah dan sagu olahan telah membangun standar produksi yang mengacu pada nilai lokal, sehat, adil, lestari, terlacak dan legal.

Berdasarkan hasil Studi Rantai Nilai Sagu Kabupaten Kepulauan Meranti tahun 2017, tepung sagu kering dan mie sagu merupakan rekomendasi produk yang perlu dikembangkan ditingkat komunitas karena nilai tambahnya besar. Pasar Jepang merupakan pasar tepung sagu kering yang direkomendasikan karna nilai jualnya lebih tinggi dibandingakn pasar Cirebon. Sementara Mie sagu merupakan produk dengan nilai tambah terbesar kedua setelah sohun yang belum begitu dikenal bagi masyarakat indonesia. Keunggulan mie sagu yang memiliki pati yang resisten dan indeks glikemik yang rendah sehingga cocok bagi penderita diabetes dan juga makanan diet, produk mie sagu yang dihasilkan oleh produsen rumah tangga perlu melakukan pengembangan pasar ke segmen pasar tersebut. Pengembangan pasar produk mie sagu menjadi strategi untuk peningkatan produksi mie sagu. Saat ini produk mie sagu hanya dipasarkan diwilayah sekitar Kepulauan Meranti.

Namun sayangnya nilai jual dan serapan sagu S.Tohor masih rendah. Pembeli sagu basah kotor selama ini hanya satu penampung/pembeli dari Malaysia dengan harga tertinggi pernah Rp 2.000/kg, dan sekarang di angka Rp 1.650/kg. Di awal pandemic tahun lalu sempat terhenti beberapa bulan dan kembali berjalan produksi sagu basah kotor dengan harga lebih rendah dari sebelumnya. Dan kini paska lebaran pembeli sagu basah kotor kembali terhenti. Di Sungai Togor ada 14 kilang sagu yang dapat menghasilkan sagu minimal 50 ton per bulan. Sementara sagu kering tidak diproduksi secara regular, bergantung pada permintaan. Harga 1 kg tepung sagu kering Rp 7.000. Untuk produk mie sagu ada 2 produsen dengan tenaga kerja 3-5 orang dan kapasitas produksi 1 – 3 ton bergantung dengan pesanan. Mie sagu dikemas dalam plasik ukuran 400 gram dengan harga Rp 3000 – Rp 4000.  Pasarnya selain di kampung, di kampung tetangga satu kecamatan, hingga ke Selat Panjang ibu kota kabupaten Kepulauan Meranti dan ke beberapa desa di kecamatan tetangga. Untuk sagu telor produsennya lebih banyak sekitar 5 orang dengan kemapuan produksi 20-25 kg per produksi dengan intensitas produksi bisa sampai 5 kali seminggu. Harga sagu telor (snack tradisional) Rp 2.000/80 gram. Lokasi pemasaran sagu telor di kampung, kampung tetangga satu kecamatan dan ada yang sampai ke kampung kecamatan tetangga. Selama pandemik terjadi penurunan penjualan karena layanan transportasi laut berkurang bahkan ada yang tidak beroperasi, sehingga penjualan ke lokasi tersebut dihentikan. Transportasi di kab. Kepulauan Meranti umumnya melalui jalur laut.

Beberapa perempuan produsen sagu olahan mengeluhkan pendapat mereka mengalami penurunan dan sekarang mereka mesti menjadi penopang pendapatan keluarga karena suami mereka yang bekerja sebagai penebang pohom sagu berkurang pekerjaannya sebab menurunnya permintaan sagu basah.

Perlu dilakukan upaya untuk meningkatan penjualan di pasar yang sudah ada dan memperluas pemasaran produk sagu S.Tohor baik tepung sagu kering, mie sagu dan sagu telor. Perlu mengkaji apakah masih ada peluang-peluang pasar di lokal maupung di luar daerah/propinsi yang dapat di tembus. Nilai nilai lokal, sehat, adil dan lestari dapat memberi peluang untuk menembus pasar-pasar khusus seperti pasar produk lokal, produk sehat, pasar fair trade dan pasar green.

Kondisi pandemic global yang masih berlangsung hingga saat ini dapat menjadi mempengaruhi pola konsumsi dan belanja masyarakat terutama diperkotaan. Aturan pembatasan social (PSBB dan PPKM) membuat orang lebih banyak di rumahdan melahirkan kebiasaan baru seperti memasak dan berkebun. Meningkatnya minat memasak di rumah menyebabkan permintaan kebutuhan bahan baku meningkat termasuk kebutuhan akan bahan-bahan pangan sehat. Pembatasan tersebut meningkatkan pembelian melalui media online, yang dapat dijangkau oleh produsen-produsen kecil (UMKM) untuk terhubung dengan pasar.

Konsultan Studi Pasar (Market Research) Sagu Sungai Tohor direkut dengan tujuan mengetahui perilaku pembeli selama (buying bevahior) selama masa pandemic ini, apa yang menjadi minta pembeli, apa yang menjadi trend untuk produk makanan sehat (healthy food), apa yang diminati oleh konsumen untuk produk ini, seberapa sering merika membeli dan bagaimana cara mereka membeli dan hal lain yang dapat memberikan gambaran pasar saat ini terutama pasar makanan sehat. Dari hasil kajian tersebut dapat memberikan opsi dan rekomendasi target pasar untuk tepung sagu kering, mie sagu dan sagu telor  baik di lokal propensi Riau maupun di luar propensi Riau (Jakarta/ Medan/ Batam/Palembang) khususnya untuk pasar bahan baku/makanan sehat (healthy food), baik pasar skala kecil maupun skala industry (khususnya untuk tepung sagu kering) di masa pandemic dan paskanya.

Tujuan

Studi pasar dilakukan untuk ke tiga produk sagu yaitu tepung sagu kering, mie sagu dan sagu telor dengan tujuan:

  1. Mengetahui trend pasar selama masa pandemi ini termasuk didalamnya perilaku pembeli (buying behavior) selama pandemik dan (prediksi) paska pandemik
  2. Mengetahui tren pasar makanan sehat (healthy food) termasuk didalamnya produk apa yang diminati pasar, hal apa yang dicari dari produk dari produk makanan sehat, intensitas membeli, harga produk (price point) dan tempat dimana membeli produk selama masa pandemic.
  3. Memberikan opsi dan rekomendasi target pasar akan disasar dengan memperhatikan segmentasi pasarnya (demografi, georgrafi, psikologis dan prilaku konsumen).
  4. Memberikan rekomendasi strategi pasar untuk masuk kepada pasar yang di rekomendasikan (terkait dengan produk, harga, tempat penjualan dan promosi)
  5. Menghubungkan dengan pasar yang dipilih/direkomendasikan untuk ke tiga produk tersebut baik itu pasar lokal, menengah dan industry.

Hasil

  1. Informasi dan data trend pasar secara global selama masa pandemic dan paskanya khususnya terkait dengan perilakuk pembeli (buying behavior)
  2. Informasi dan data tren pasar makanan sehat (healthy food)
  3. Daftar opsi dan rekomendasi target pasar
  4. Dokumen strategi pasar tepung sagu kering, mie sagu, sagu telor
  5. Menghubungkan dengan target pasar baik itu pasar lokal, menengah dan industry.

Waktu

Kegiatan studi pasar pati sagu kering, mie sagu dan sagu telor Sungai Tohor direncanakan selama 3 bulan meliputi kegiatan:

  1. Pengumpulan data primer dan skunder di lapangan dan studi meja
  2. Pengolahan data dan Analisa
  3. Pembuatan Rekomendasi

Kegiatan ini akan melibatkan produsen, konsumen, distributor dan juga pemerintah.

Kualifikasi

  1. Memiliki pengalaman melakukan studi pasar khususnya produk pangan
  2. Memiliki pengalaman dan pengetahuan tentang pangan sehat (healthy food)
  3. Memiliki pengalaman menghubungkan dengan pasar

Prosedur aplikasi :

Bagi pemohon yang berminat dapat mengirimkan dokumen sebagai berikut:

  1. Surat lamaran
  2. Ringkasan mengenai pengalaman kerja
  3. Proposal, budget dan timeline studi pasar

Dokumen dikirimkan melalui email [email protected] selambat-lambatnya 17 Juli 2021 dengan menempatkan posisi dibaris subjek. Hanya kandidat terpilih yang akan diberitahu. Aplikasi yang diterima setelah batas waktu tidak akan diproses.