HOME

Rotan merupakan tanaman memanjat alami yang tumbuh di hutan hujan atau kebun rotan. Jika dibiarkan, mereka dapat tumbuh hingga ratusan meter. Tumbuhan ini membutuhkan pohon untuk menempel agar dapat tumbuh. Pada umur tertentu, akan menghasilkan tunas yang kemudian akan tumbuh menjadi rotan baru. Tanaman rotan membutuhkan waktu sekitar 5-7 tahun untuk regenerasi (untuk rotan berdiameter kecil), namun untuk rotan berdiameter besar mungkin membutuhkan waktu yang lebih lama untuk tumbuh.

Di Indonesia, terdapat para “petani rotan” yang menjaga dan merawat lahan mereka, serta menanam rotan dan pohon sebagai tempat tumbuhnya rotan. Selain itu, terdapat “Pengumpul rotan” yang memanen rotan yang tumbuh liar di hutan.

Rotan dapat dianggap sebagai bahan baku yang berkelanjutan karena petani perlu memelihara pohon yang digunakan untuk membudidayakan rotan, serta dipanen secara berkelanjutan.

Proses pengumpulan rotan yang berkelanjutan memastikan bahwa rotan dipanen secara legal, berasal dari kebun rotan atau dari hutan yang terdaftar, pohon tempat rotan tumbuh tidak ditebang, dan hanya rotan dewasa yang dapat dipanen sehingga batang dan pucuk lain masih dapat tumbuh. Baik pada rotan kelompok maupun rotan tunggal, penting bahwa rotan yang telah menghasilkan biji dan biji yang jatuh ke tanah akan menghasilkan bibit baru. Sehingga, jika pemanenan dilakukan sebelum penyemaian, maka regenerasi tidak akan terjadi.

Pada tahun 2012, peraturan mengenai larangan ekspor rotan mentah disahkan dan hal tersebut mempengaruhi mata pencaharian para petani dan pengumpul rotan. Industri manufaktur dalam negeri tidak dapat menyerap seluruh pasokan rotan. Dan karena hal tersebut, menyebabkan terjadinya kelebihan pasokan rotan di pasar lokal, penurunan harga yang cukup besar, dan kemudian mempengaruhi pemasok. Hal tersebut menyebabkan banyak para petani yang mengubah kabun rotan mereka menjadi tanaman lain. Karena rotan membutuhkan pohon untuk merambat/memanjat, sehingga untuk mengubah kebun rotan menjadi tanaman pertanian harus menebang pohon yang ada.

Rotan merupakan tongkat yang indah, jauh lebih indah dan lebih kokoh bila dibandingkan dengan bahan ramah lingkungan yang lain, seperti bambo. Rotan juga merupakan bahan yang berkelanjutan, terutama jika kita berbicara mengenai konservasi hutan. Mereka membutuhkan pohon untuk tumbuh, sehingga untuk memastikan pertumbuhan rotan yang berkelanjutan, pohon juga harus dirawat.

Sebanyak 80% pasokan rotan di dunia berasal dari Indonesia. Rotan dapat menjadi produk andalan dan warisan hidup bangsa Indonesia. Namun, jika para petani dan pengumpul rotan tidak lagi memanen rotan secara berkelanjutan, maka dapat menyebabkan pasokan bahan baku rotan akan berkurang.

Melalui inisiatif ini, kami berharap dapat melibatkan para professional dan mahasiswa desain untuk terlibat dalam desain berkelanjutan dan untuk mengeksplorasi bahan-bahan produksi lokal untuk desain mereka, terutama Rotan.

V i s i

Terwujudnya Kelestarian Ekosistem Hutan Rotan melalui Penjaminan tata Kelola perdagangan rotan dan hasil hutan bukan kayu lain untuk Peningkatan Kesejahteraan Petani Rotan dan Pemangku Kepentingan di rantai supplainya

M i s i

Membangun Sistem Penjaminan Partisipatif yang kredibel dan Berkelanjutan

 

ROLES UPDATE

Untitled design

Sosialisasi dan Pelatihan Rotan Lestari (ROLES)

Dilaksanakan di Desa Ketab, kec.Pematang Karau, kabupaten Barito Timur, Provinsi Kalimantan Tengah pada hari Sabtu – Minggu tanggal 20 dan 21 Agustus 2022, …

Read More
2

Survey Unit ROLES di Kalimantan Tengah

2 Juni 2022, dalam rangka mengidentifikasi desa – desa yang memiliki potensi rotan yang berlimpah dan mencari informasi desa yang dapat menjadi target project dan bersedia …

Read More
3

PGS Kutai Barat: Simulasi Pengangkutan Pemesanan, Pengolahan, Produksi dan Penyimpanan

Mulai Desember 2014, NTFP-EP melakukan simulasi pemesanan, pengolahan, produksi, dan  …

Read More

KONTAK KAMI

ntfp-ep-indonesia besar
NTFP-EP Indonesia
Jl. Puspa Sari Blok W6 No. 1i, Kedung Waringin, Tanah Sereal, Kota Bogor 16164, Jawa Barat, Indonesia