Tikung

Tikung
Pak Sukarna, Presiden APMB “Tikung merupakan salah satu kearifan lokal yang ada di Selimbau propinsi kalimantan barat”

Tikung adalah dahan tiruan yang dibuat dari papan kayu tebal sebagai tempat lebah membangun sarang.Pemilihan jenis kayu yang digunakan untuk membuat tikung, disesuaikan dengan ketersediaan yang ada, Tikung dibuat dengan cara menghaluskan salah satu bagian papan kayu dengan menggunakan ketam. Ukuran tikung biasanya Panjang: 2- 4 m, lebar: 20 cm dan tebal: 5-6 cm, Pada kedua ujung papan dibuat lubang (daun telinga) pada posisi tengahnya dengan tujuan sebagai tempat mengaitkan tikung dengan batang/dahan kayu di lokasi pemasangan, Setelah tikung dibuat, tikung dibersihkan dengan cara disikat dengan sikat plastik (tanpa sabun) lalu dijemur dilakukan berulang hingga bau, kotoran dan getah hilang.Adapun cara pemasangan Tikung adalah dengan menggunakan perahu motor. Peralatan yang harus dibawa antara lain: Parang dan tali kawat, Pemasangan tikung dilakukan pada pagi hari sampai sore hari, disamping itu sebelum tikung dipasang harus mengecek lokasi pemasangan terlebih dahulu. Jika calon lokasi pemasangan tidak memungkinkan lagi dipasang tikung karena tidak ada jarak lagi maka pindah ke lokasi lain yang masih ada tempat (space) untuk memasang tikung. Cara pemasangan tikung yakni dengan cara menjepitkan daun telinga Tikung ke batang/ranting pohon dengan cara diikat pakai tali/kawat/pasak, untuk mengunci. Tikung harus terpasang kuat agar tidak mudah goyang, agar lebah mau menetap di tikung.Setelah tikung selesai dipasang kemudian petani memberi tanda tikung dengan tanda inisial nama masing-masing petani pada plat seng (papan nama ukuran 10×5 cm).Setelah tikung terpasang kemudian dahan disekitar pohon dibersihkan untuk memberi jalan lebah datang pergi (jalur lalu lintas) ke tikung.Pemasangan tikung dilakukan oleh masing-masing kelompok Periau (kelompok tani madu hutan Kapuas Hulu). pada musim air besar supaya mudah menjangkau dahan tempat memasang tikung. Sebelum lebah datang.