Festival Tampo Lore 2023

Festival Tampo Lore (Web Cover)-2

Festival Tampo Lore merupakan festival milik masyarakat Tampo Lore yang mendiami tiga wilayah lembah diantaranya lembah Pekurehua, Lembah Behoa dan Lembah Bada. Festival ini merupakan festival yang digagas melibatkan seluruh pemangku kepentingan di wilayah Tampo Lore. Festival pertama telah dilaksanakan di Lembah Pekurehua tepatnya di Desa Wanga, Kecamatan Lore Peore, Kabupaten Poso pada tahun 2019. Sukses dalam penyelenggaraan fetival Tampo Lore maka kali ini kembali melaksanakan Festival Tampo Lore ke-2 yang akan dilaksanakan di Lembah Behoa.

Merajut Tradisi Melestarikan Hutan untuk Masa Depan yang Adil dan Penghidupan Berkelanjutan merupakan semangat dalam pembangunan Tampo Lore yang mendedikasikan kebudayaan serta adat istiadat dan lingkungan menjadi satu kesatuan utuh dalam kehidupan masyarakat di Tampo Lore.

Festival ini bukan hanya semata sebuah perayaan namun juga menjadi terobosan bagi community enterprises yang berkelanjutan. Festival ini berusaha menjadi katalisator untuk mendukung pembangunan berkelanjutan, juga mendorong pengelolaan ruang berbasis pembangunan ramah lingkungan, memperkuat komunitas masyarakat baik pemuda, perempuan dan laki-laki dalam menumbuhkembangkan dan menjaga nilai-nilai kebudayaan dan adat di wilayah Tampo Lore.

Festival Tampo Lore juga menjadi ruang literasi bagi komunitas baik laki-laki maupun perempuan termasuk kelompok pemuda untuk mendapatkan pengetahuan dari kebudayaan yang dimiliki wilayah Tampo Lore. Dimana kita belajar mengenal dan melatih keterampilan tenun kulit kayu, merangkai biji-biji kalide dan merajut eha menjadi pernak pernik yang menawan dan memiliki nilai seni tinggi, demikian pun rumpun bariri ternyata rumpun ini bisa menjadi hasil kerajinan yang menawan.

Untitled design

Bupati Poso  merespon dan mendukung kegiatan Festival Tampo Lore tahun 2023 sebagai ruang aplikasi bagi kekayaan kultur budaya Tampo Lore sekaligus menjadi wadah komunikasi antara pemangku-pemangku adat serta pemangku kepentingan lainnya didalam merumuskan program kerja kedepan masyarakat adat Tampo Lore khususnya program yang bersentuhan langsung dengan kepentingan masyarakat Daerah Kabupaten Poso. “Kami selaku pemerintah daerah Kabupaten Poso memberikan apresiasi kepada majelis hondo tampo Behoa, majelis hondo tampo Pekurehua dan tuana mahile robo Bada beserta seluruh jajaran di dukung oleh pemerintah kecamatan, pemerintah desa dan seluruh masyarakat adat, yang konsisten melaksanakan festival tampo lore yang dilaksanakan oleh ROA atas dukungan NTFP Indonesia dan GLA sebagai upaya pelestarian nilai-nilai budaya di daerah kami,”Ujarnya.

Selain itu juga, Dinas Pariwisata Sulawesi Tengah (Sulteng) mendorong Festival Tampolore sebagai agenda Kharisma Event Nusantara (KEN) dalam pencanangan Sulteng Negeri 1000 megalith. Inisiatif ini merupakan langkah yang baik dalam mempromosikan potensi pariwisata dan warisan budaya Sulteng. Kepala Dinas Pariwisata Sulawesi Tengah (Sulteng) Diah Agustianingsih, menjelaskan dalam upaya memajukan pariwisata di Sulteng, meningkatkan aksesibilitas dan konektivitas antara situs-situs wisata menjadi faktor penting. Dengan mendorong pencanangan negeri 1000 megalit, akan memungkinkan pengembangan konektivitas yang lebih baik antara wilayah-wilayah dan situs-situs wisata di Sulteng dalam Bincang sore ekonomi kreatif berbasis budaya, wisata dan lingkungan pada Festival Tampolore, Lembah Behoa, Desa Bariri, Kecamatan Lore Tengah, Kabupaten Poso, Sabtu (17/6).