- 31 August, 2025
- Posted by: NTFP Indonesia
- Category: Berita, Program, TRG

Dok. Fahutan Universitas Tanjungpura (2025)
Mengusung tema #ForUsForEarth, kegiatan Tengkawang Fest – Pertemuan Jaringan Tengkawang diselenggarakan di Gedung Konferensi Universitas Tanjungpura Pontianak pada 27-28 Agustus 2025. Kegiatan ini menjadi bentuk komitmen bersama dalam pelestarian dan peningkatan potensi komoditas tengkawang (illipie nut) sebegai endemik Kalimantan Barat. Jaringan Tengkawang dibentuk dengan tujuan untuk meningkatkan nilai jual tengkawang, yang selama ini hanya dijual dalam bentuk mentah, dengan menginisiasi pembuatan minyak tengkawang.
Kegiatan ini mempertemukan akademisi, pemerintah, organisasi masyarakat sipil, pelaku usaha, dan masyarakat adat untuk merumuskan arah pengembangan tengkawang. Kegiatan ini menyoroti tantangan budidaya, potensi produksi yang besar—lebih dari 10 ribu ton dari 12 kabupaten—namun realisasi panen masih rendah akibat iklim ekstrem, akses sulit, dan lemahnya pasar. Masyarakat adat Dayak menegaskan nilai budaya dan ekologis tengkawang, sementara organisasi masyarakat sipil seperti NTFP-EP, Forestwise, dan KEHATI membahas isu bioprospeksi, perlindungan pengetahuan lokal, serta pentingnya tata kelola dan legalitas yang jelas. Pemerintah Provinsi Kalbar menempatkan tengkawang sebagai produk unggulan daerah dalam strategi hilirisasi “Green Butter of Borneo”.

Dok. Fahutan Universitas Tanjungpura (2025)
Pertemuan ini menghasilkan rencana aksi dan roadmap 2025–2030 jaringan tengkawang, meliputi mendorong legalitas jaringan, kajian dan upaya produksi tengakwang, pembangunan rumah produksi, percepatan pemuliaan pohon, serta pembukaan akses pasar. Sinergi multipihak diharapkan menjadikan tengkawang bukan hanya komoditas ekonomi, tetapi juga pilar konservasi dan kesejahteraan masyarakat Kalimantan Barat.