Potensi Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) Kabupaten Kayong Utara.

Kemarin, 5 – 8 Agustus 2019, Saya dan teman saya mewakili NTFP-EP Indonesia di undang oleh Dinas Perumahan, Permukiman dan Lingkungan Hidup, Kab. Kayong Utara untuk berbagi ilmu bagaimana mengetahui potensi hasil hutan bukan kayu. Kegiatan ini merupakan bagian dari kerjasama antara Pemerintah Daerah Kabupaten Kayong Utara dengan NTFP-EP Indonesia. Tujuan kerjasama ini adalah peningkatan kapasitas masyarakat di sekitar kawasan hutan dalam memanfaatkan hasil hutan bukan kayu secara berkelanjutan.

Wilayah kabupaten kayong utara, hampir sebagian besar berbatasan dengan Kawasan
Taman Nasional Gunung Palung (TNGP). Dimana lahan kebun masyarakat tidak
terlalu jauh dengan Kawasan tersebut. Masyarakat masih dapat memperoleh HHBK
dari lahan kebun maupun di dalam Kawasan TNGP. Walaupun masyarakat memanfaatkan
HHBK dari Kawasan akan tetapi mereka tidak diperbolehkan menebang atau merusak
pohon. Sehingga wilayah kawasan TNGP masih tetap terjaga.

Potensi HHBK yang ada di Kabupaten Kayong Utara sangat beragam. Mulai
dari buah durian, tanaman pandan, pakis resam dan bambu serta masih banyak
lagi. Oleh masyarakat buah durian selain dimakan langsung, buahnya diolah
menjadi lempok durian. Daun pandan diolah menjadi tikar. Pakis resam diolah
menjadi gelang. Sedangkan bambu sebagian besar diolah untuk peralatan bangunan
dan keranjang. Mereka memasarkan produk tersebut di sekitar Kota Sukadana, Kab.
Kayong Utara maupun ke Kota Ketapang, Kab. Ketapang.

Produk yang dihasilkan oleh masyarakat masih sederhana. Walaupun masih sederhana, produk tersebut sudah memiliki ciri khas yang menjadikannya asli dari Kab. Kayong Utara. Masih diperlukan inovasi tambahan sehingga produk yang dihasilkan makin beragam dan menarik. Masyarakat masih memerlukan bantuan untuk peningkatan kualitas produk. Ke depan masyarakat sangat berharap kepada pemerintah Kabupaten Kayong Utara untuk bisa berkontribusi terhadap potensi yang dihasilkan dari Hasil Hutan Bukan Kayu.

Oleh : Anang Setiawan, Andi Prahmono